Rabu, 30 November 2011

Putri Gaddafi Serukan Rakyat Libya Gulingkan Penguasa Boneka AS


Jurnalis Independen: Putri Muammar Gaddafi mendesak rakyat Libya pada hari Selasa kemarin (29/11) untuk menggulingkan penguasa baru negara mereka.

Dalam pesan audio yang disiarkan pada stasiun televisi Suriah al-Rai, Aisyah Gadhafi menyerukan pemberontakan terhadap orang-orang yang menggulingkan ayahnya, pemerintah katanya "tiba dengan pesawat NATO."

Salibis Menikam Umat Islam Bogor

Jema'at GKI Yasmin Menolak DipindahkanJurnalis Independen: Konflik Pencabutan IMB Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin terus memanas. Umat Islam yang semula secara bulat mendukung penolakan berdirinya GKI Yasmin, kini mulai terbelah. Padahal Bogor selama ini terkenal sebagai kota penuh stabilitas. Meski sebelumnya ada konflik pendirian Gereja, namun masalah tidak sampai berlarut seperti kasus GKI Yasmin.

Walikota Bogor Wajib Cabut IMB GKI Yasmin



Jurnalis Independen: Hari ini akan berlangsung aksi dukungan rakyat dan umat Islam Bogor kepada Walikota Bogor, Diani Budiarto, yang telah mencabut IMB GKI Yasmin, yang sekarang terus mendapatkan rongrongan kalangan Salibis-Kristen. Kalangan Salibis-Kristen ingin bersikukuh membangun gereja di lahan yang ditolak oleh rakyat dan umat Islam Bogor.

Selasa, 29 November 2011

Simbol Mason di Bank Indonesia


Jurnalis Independen: Di ceritakan beberapa obelisk (yang menjadi salah satu simbol Mason) di Indonesia.

Kali ini yang akan saya ceritakan adalah simbolisme yang ada di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia (koperbi). Suatu wilayah yang tidak terbuka untuk umum sehingga pastinya banyak yang belum tahu (bahkan yang setiap hari berkantor di situ pun belum tentu sadar).

Rabu, 23 November 2011

Contoh Nyata Bicara Agama, Bersilat Lidah; Yang Satu Bela Tahlilan, Yang Lain Bela Situs Porno


إِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ [آل عمران/78]
"Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, Padahal ia bukan dari Al kitab dan mereka mengatakan, 'Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah', Padahal ia bukan dari sisi Allah. mereka berkata Dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui." (QS. Ali ‘Imran [3] : 78)
***
Jurnalis Independen: Popularitas boleh jadi bisa membuat seseorang kurang waspada, kurang hati-hati alias ngawur, bahkan terpeleset menjadi memperturutkan hawa nafsu. Kondisi seperti itu, kemungkinan juga menghinggapi para agamawan, atau ‘ulama, atau ustadz-ustadzah, terutama mereka yang telah menjelma menjadi semacam selebritas.

Selasa, 22 November 2011

Mereka Yang Kian Menjadi Setelah Pulang Dari Haji



Mekkah Tahun 1937“Semakin banyak peziarah yang berangkat ke Makkah, semakin meningkatlah fanatisme (Keislaman).” -Koran De Locomotief, 1877-

Seratusan tahun lalu sejak kalimat tersebut dimuat di Koran Hindia Belanda De Locomotief (terbit pertama kali di semarang 1845), umat Islam di Indonesia pernah merasakan bagaimana momentum haji begitu berpengaruh dalam diri pribadi. Ditakuti oleh musuh-musuhNya, tapi dicari-cari oleh perindu tuntunanNya.

Sayonara Irian Barat=Skenario Sudan Selatan Bagi Papua


P3ngu4s4 9obl0x
Jurnalis Independen: Akankah Papua lepas dari Republik Indonesia? Semua syarat menuju des-integrasi Papua sudah terpenuhi. Proses terjadinya des-integrasi itu sudah di depan mata. Kekuatan-kekuatan yang menginginkan des-integrasi sudah terkonsolidasi.

Siapa Lagi Yang Dapat Diteladani di Republik Ini?


Jurnalis Independen: George Mc Kahin, Sejarawan dari Cornell University, Amerika Serikat, menulis, bahwa ia sangat terkesan terhadap Mohammad Natsir, sebagai negarawan yang rendah hati dan bersahaja. Kahin menemui Mohammad Natsir di Yogyakarta, tahun 1948. Sejarawan Amerika dari Cornell itu, melihat Natsir dengan jas penuh tambalan yang saat itu dikenakan Natsir, yang hampir tidak menunjukkan sosok Natsir sebagai Menteri Penerangan.

Penampilannya yang sederhana dan bersahaja tetap dipertahankan Natsir saat menjadi Perdana Menteri (PM) pada tahun 1950-1951. Sebelum menempati rumah bekas Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur (kini Jalan Proklamasi), Natsir dan keluarganya menumpang di rumah sahabatnya di Jalan Jawa, lalu di kawasan Tanah Abang. Natsir tidak memiliki rumah pribadi sampai akhir hayatnya, kecuali rumahnya di Jalan Jawa milik sahabatnya, yang kemudian dihibahkan kepadanya.

Zionis-Israel Akan Membakar Timur Tengah


Cerdas tapi Mesakat
Jurnalis Independen: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan membakar kawasan Timur Tengah dengan melakukan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran.

Netanyahu telah mendapatkan dukungan Knesset (Parlemen) Israel, dan partai-partai yang menjadi pendukung koalisinya.

Serangan menciptakan badai kekerasan di seluruh kawasan Mediterania.Teheran mengancam membalas terhadap Israel dan Amerika Serikat. Benarkah Iran melakukan balasan?

Pers Israel mengangkat pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjadi berita utama di semua media Israel, rencana militer terhadap program nuklir Iran.

Beberapa wartawan Israel yang sangat terkemuka melaporkan bahwa Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak, mendorong kabinetnya mendukung serangan terhadap Iran.

Serangan Israel terhadap Iran bisa menciptakan badai kekerasan dari Mediterania sampai ke negara-negara Teluk, dan ini berisiko bagi ribuan tentara dan diplomat Amerika.

Hari ini Israel melakukan uji coba salah satu rudal jelajah yang memiliki jangkauan sampai ke Teheran. Ini benar-benar menciptakan ketegangan yang luas.

Berita rencana Netanyahu akan melakukan serangan terhadap Iran itu, sudah beredar di media sejak Kamis lalu. Di mana sebuah artikel mengklaim bahwa Netanyahu dan Ehud Barak mendorong serangan terhadap Iran musim gugur ini.

Wartawan yang menulis berita itu, Nahum Barnea, adalah salah satu wartawan Israel yang terkemuka dan sangat dihormati.

Selanjutnya, media-media di Israel lebih memfokuskan perhatian pada latihan Angkatan Udara Israel, yang melakukan latihan besar-besaran pada akhir Oktober yang lalu, di di pulau Sardinia Italia.

Di mana IAF (Israeli Air Forces) melakukan simulasi pemboman dengan menggunakan pesawat tempur Belanda, Italia, dan Jerman. Sekarang Israel melakukan uji coba kemampuan rudal jelajahnya dari Yerikho, yang dapat mencapai target seluruh Iran.

Iran, sangat memperhatikan langkah-langkah dengan seksama apa yang sedang direncanakan Israel.
Pemimpin tertinggi militer Iran militer telah memperingatkan minggu ini bahwa serangan Israel terhadap Iran akan mendapat balasan yang begitu hebat, dan akan menghancurkan seluruh Israel, dan bahkan Iran akan menjadikan seluruh kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah akan ikut menjadi sasaran serangan.

Teheran percaya Israel hanya akan menyerang Iran dengan lampu hijau Amerika. Sejak IAF menggunakan jet tempur yang dilengkapi dengan rudal jelajah, dan dipasok Amerika Serikat, Iran sangat yakin, serangan terhadap fasilitas nuklir negaranya merupakan konspirasi antara Israel dan Amerika Serikat.

Iran telah bersumpah bersama dengan sekutu-sekutunya bersumpah akan menghadapi dengan segala resiko perang total melawan Israel dan Amerika di kawasan Timur Tengah. Sekutu-sekutu Iran di kawasan Timur Tengah, terutama Suriah dan Hizbullah, pasti akan digunakannya untuk menghantam semua kepentingan Israel dan Amerika Serikat di kawasan itu.

Bila perang meletus antara Israel dan Iran, maka implikasi seluruh negara di kawasan itu, pasti akan terseret ke dalam kancah perang.

Ketegangan antara Israel, Amerika dan Iran, muncul setelah adanya usaha pembunuhan terhadp duta besar Arab Saudi di Washington.

Sementara itu, Hizbullah dituduh ikut membunuh mantan perdana menteri Libanon Rafiq Hariri pada tahun 2005.

Ketegangan yang sangat memuncak itu, karena Arab Saudi yang dikipasi oleh Israel, merasa sangat paranoid dengan fasilitas nuklir Iran.

Ini semua jebakan Zionis-Israel, yang tujuan membawa negara-negara Arab ke kancah perang, dan menyelamatkan negaranya, khususnya ancaman Palestina, yang hari-hari ini terus berjuang ingin mendapatkan kemerdekaan melalui lembaga multilateral, PBB.

Padahal, berdasarkan laporan dari IAEA (Badan Pengawas Atom Internasional), yang baru dikeluarkan menunjukkan Iran, belum sampai ke tingkat memiliki kemampuan membuat senjata nuklir.

Kemampuan Iran untuk membalas serangan terhadap Israel dan Amerika Serikat sangat besar. Serangan Israel terhadap Iran juga dapat mendorong mereka sekutu Syiah di Irak menyerang pasukan Amerika, yang akan meninggalkan Irak sebelum akhir tahun.

Serangan itu bisa terjadi terhadap para diplomat Amerika yang tinggal di negara-negara Arab. Tindakan Israel itu, semakin memperbesar dan memperluas kekuatan "Taliban" di seluruh kawasan Timur Tengah, dan akan menciptakan situasi yang sangat kacau dan penuh dengan kekerasan.

Kekuatan-kekuatan dari kelompok-kelompok bersenjata yang sekarang ini sedang "tidur" bisa bangkit dan bersama-sama melakukan serangan seraca total terhadap seluruh kepentingan Amerika Serikat danIsrael di seluruh Timur Tengah.

Akar kebencian dan permusuhan terhadap Israel dan Amerika Serikat di kawasan itu, sudah sangat menggelegak, dan serangan Israel itu menjadi pemicu perang total di seluruh Timur Tengah.

Serangan Israel terhadap Iran, bahkan dapat berdampak terhadap keselamatan pasukan NATO di Afghanistan. Pasukan Italia di Afghanistan sangat rentan, karena mereka berada di dekat perbatasan Iran di Herat.


Namun pangkalan Amerika di seluruh negeri akan lebih beresiko, dan akan menjadi target serangan kekuatan-kekuatan yang sekarang ini sudah bersiap-siap berperang melawan Israel dan Amerika Serikat.

Pangkalan militer AS di negara-negara Teluk, termasuk Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman, akan berada dalam jangkauan rudal Iran dan teroris. Hizbullah dan Iran memiliki rencana kontingensi untuk menyerang target-target diplomatik dan Amerika lainnya di seluruh Eropa, Afrika, dan Asia.

Iran dan sekutu-sekutunya juga bisa menyerang ke Israel. Hizbullah pada tahun 2006 membuktikan hal itu dapat mengubah utara Israel menjadi sebuah zona perang, memaksa Israel melakukan evakuasi penduduk di wilayah Haifa dan kota-kota lain, yang dapat dijangkau oleh rudal Hisbullah.

Sekarang Hisbullah memiliki rudal yang dapat mencapai Tel Aviv. Rudal Iran dapat menargetkan Tel Aviv. Dan Suriah memiliki rudal berhulu ledak kimia.

Tentu saja, Israel akan mengggunakan seluruh kemampuan arsenal senjatanya, termasuk senjata nuklir yang dimilikinya. Ehud Barak pernah memperingatkan Saddam Hussein di tahun 1990, jika Irak menembakkan senjata kimia di Israel, dia harus melihat arlojinya, karena dalam waktu kurang dari satu jam Baghdad akan habis dengan serangan rudal jelajah yang ditembakan dari Yerikho.

Tidak ada satupun kekuatan yang dapat mencegah perang total, ketika Israel melakukan serangan terhadap Iran, tidak memiliki dampak seluruh kawasan. Seluruh kekuatan di Timur Tengah sekarang sedang fokus terhadap gerak-gerik Israel.

Israel yang sudah terkepung oleh negara-negara Arab di sekelilingnya, akibat revolusi yang berdampak terjadinya pergantian rezim, dan sekarang akibat perubahan itu, tidak ada satupun rezim Arab, yang sudi menjadi kaki tangan Israel.

Dengan menyerang Iran itu, Israel berharap akan membelah dunia Arab, dan memporak-porandakan tatanan baru, yang sekarang bangkit, khususnya dari kalangan Islamis.

Arab Saudi yang paranoid terhadp Iran, mungkin akan dimanfaatkan oleh Israel dan Amerika Serikat untuk membelah kekuatan dunia Arab dan Islam. (al-afghan)

Negara Teroris Israel Mulai Serang Gaza Lagi




Negara Teroris Israel Serang Gaza Lagi
Jurnalis Independen: Pasukan pendudukan Negara Teroris Sejati Israel, meningkatkan teror mereka terhadap Jalur Gaza pada Selasa malam kemarin (22/11) dengan serangan dari udara, laut dan darat. Namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan teroris Israel tersebut.

Konflik Freeport Bukan Konflik Separatis





ciJurnalis Independen: Suripto, Pengamat kebijakan Pertahanan dan Keamanan, Kamis 17/11 , meminta Aparat TNI dan Polri untuk berpihak kepada Rakyat Indonesia di Papua. Alasannya karena konflik yang terjadi di Freeport adalah konflik yang ditimbulkan atas penguasaan Sumber Daya Alam.

Diskusi Freeport di LBH Dikepung Panser

ci


Jurnalis Independen: Rencana aksi 30 orang mahasiswa di Jalan Kimia (depan Universitas Bung Karno) dan diskusi tentang Freeport di LBH Jakarta, disikapi dengan kepungan aparat kepolisian dan sejumlah panzer.

Misbakhun Serukan Jihad Ungkap Tuntas Kasus Century!




ciJurnalis Independen: Penuntasan mega skandal bailout (dana talangan) Bank Century senilai Rp 6,7 triliun yang terus terkatung-katung dan tak jelas penyelesaiannya membuat banyak pihak semakin pesimis dengan penegakkan hukum di negeri ini. Jihad, itulah satu kata yang harus digelorakan untuk menuntaskan kejahatan kerah putih ini.

Mahfud MD Ternyata Antek IMF?





ci Jurnalis Independen: Mahfud MD dan anggota hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang lain telah membuktikan diri sebagai antek kapitalis asing. Mahfud MD dan hakim MK yang lain berada dalam bayang-bayang IMF, World Bank, Asia Development Bank, serta perusahaan keuangan dan asuransi internasional.

Polri Akui Terima Uang Dari Freeport Sejak Tahun 2004


Jurnalis Independen: Polri mengakui personel pengamanan areal tambang PT Freeport Indonesia menerima dana sejak 2004, sebagaimana nota kesepahaman (MoU) antara Polda Papua dan perusahaan tersebut yang terus diperbarui.

Penerbit GIP: Kejaksaan Tak Bisa Jelaskan Kesalahan Buku Kami

Abdul Hakim/Foto Zakir Salmun
PR GIP, Abdul Hakim

Jurnalis Independen: Penyitaan 9 buku Islam oleh Jaksa Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung di berbagai Toko Buku ternyata masih menyisakan persoalan. Selain tidak ada dasar hukum pada pelaksanaannya, pihak Kejagung sendiri tidak bisa menjelaskan dasar dibalik pelarangan buku tersebut.

Muslim Inggris Lebih Patriotis dari Orang Inggris Sendiri

Jurnalis Independen: Sebuah survei menunjukkan bahwa kaum Muslimin di Inggris memiliki rasa kebanggaan yang lebih tinggi sebagai warga Inggris, dibandingkan rata-rata orang Inggris sendiri.

Survei itu dilakukan oleh lembaga think-tank Demos dengan jumlah responden sebanyak 2.000 orang. Mereka membuat survei itu untuk mengetahui hal apa yang menjadi simbol terbaik dari negara Inggris.
Setengah dari responden mengatakan bahwa menjadi negara dengan masyarakat yang multikultur memberikan banyak manfaat bagi Inggris.

Senin, 21 November 2011

Garda Revolusi Iran: Negara Iran, Bukan Seperti Irak, Mesir, Libya yang Rakyatnya Bodoh...

Kepala HAM Iran: AS & Israel Pemerintahan Preman & Rezim Rasis

Kepala HAM Iran
Jurnalis Independen: Kepala Dewan Tinggi Hak Asasi Manusia Iran, Mohammad-Javad Larijani mengatakan Israel adalah "pemeritahan preman" dan "rezim rasis."

Obama: AS Terus Kucilkan Iran kalau "Nggak Nurut Imperialis"

Ahmadinejad-Presiden Iran
Jurnalis Independen: Presiden AS Barack Obama, Senin (21/11), mengatakan Iran telah "memilih jalur pengucilan internasional". karena itu  AS  mengumumkan sanksi baru terhadap Teheran sehubungan dengan program nuklirnya, yang dicurigai AS dan sekutunya.

Mantan Penari Era Soekarno Gugat Presiden Rp 7,46 Miliar

Siapa yang PKI? Loe Apa Gue....
Jurnalis Independen: Merasa diperlakukan diskriminatif dan sewenang-wenang oleh Pemerintah, Nona Nani Nurani (70), mantan penari di Istana Negara pada Orde Lama, menggugat Presiden RI ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Presiden digugat senilai Rp 7,46 miliar untuk kerugian materil dan imateril sebesar Rp 30 juta. Sidang perdana gugatan tersebut akan dilangsungkan di PN Jakpus hari ini. "Sidang perdananya digelar hari ini," ujar Kuasa Hukum Nani, Andi Muttaqien, Senin (21/11/2011).

CIA Takluk oleh Hizbullah dan Ahmadinejad

Leon Panetta
Jurnalis Independen: Adalah biasa jika Pemerintah Amerika dan sekutunya hendak menggulingkan pemerintahan suatu negara, selalu menyusupkan agen dinas rahasinya seperti CIA untuk 'mengkisruh' dan mempropokasi sebagian rakyatnya. Demikianlah yang terjadi di Iran, tapi kali ini para agen imperialis itu kena batunya. Beberapa anggota CIA dan antek-anteknya tertangkap oleh HIzbullah Tentara Libanon dan tentara pemerintahan Iran.

Dosen UI: Kerjasama Dengan IAIN Membuat UI Liberal


Jurnalis Independen:I can tolerate homosexualism, I can tolerate lesbianism, but I can’t tolerate plagiarism.

UI Ganti Nama Jadi UPI (Universitas Pluralisme Indonesia)

Jurnalis Independen: Siapa yang bisa menguasai UI, maka dia akan menguasai Indonesia. Tampaknya pepatah itu membuat UI menjadi seksi untuk diserang oleh gagasan pemikiran asing seperti Pluralisme Agama.

Topan Bayu Kusuma, Ketua LDK Nuansa Islam UI (Salam UI) mengamini kenyataan tersebut. Ia menandaskan kian hari Gerakan Islam Liberal semakin bercokol kuat di kampus yang pada Zaman Soeharto akrab disapa ‘Kampus Pembangunan’ itu.

Pergulatan Pemikiran UI: Dari Syiah, Tarbiyah, Menuju Liberal?

Jurnalis Independen: Ketika cahaya Islam datang, maka kebathilan akan berusaha menutupinya. Perjalanan aktifis dakwah kampus di UI memang penuh jalan terjal. Ikhtiar mereka selama ini untuk mengIslamkan UI mendapatkan resistensi oleh kalangan liberal. Namun mereka tetap melaju, meski nuansa sekuler UI terus membayangi mereka.

“Islamisasi pemikiran di UI mulai terlihat sangat kuat dari tahun 90-an. Tapi jika dilacak kembali asalnya itu diakhir tahun 70. Angkatan 77/78 sempat merasakan,” terang Ustadz Abdi Kurnia, Aktifis Dakwah UI tahun 90-an.

Ahmad Dhani "Patenkan" Kata Jihad

Jurnalis Independen: Ahmad Dhani, sang punggawa DEWA 19, menyarankan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) segera mendaftarkan paten bagi istilah jihad. Menurutnya, ikhtiar itu dilangsungkan demi mencegah pemakaian istilah yang tak semestinya, yang niscaya merugikan Islam.

Pertama Kali Baca Quran Steven "Syok"

Pencarian Kebenaran itu Makan Waktu 25 tahun
Jurnalis Independen: Butuh waktu 25 tahun bagi Steven untuk menemukan Islam dan meyakini bahwa Islam-lah agama kebenaran, yang mampu menjawab semua pertanyaan yang selama puluhan tahun mengusik alam pikirannya.

Setelah melalui pencarian panjang, pada tahun 2009, Steven mantap bersyahadat dan hidup sebagai seorang muslim dengan nama islami Mustafa Samuel.

Ia lahir dalam keluarga penganut agama Kristen Ortodoks, dan mengenyam pendidikan di berbagai sekolah Kristen, mulai dari yang berbasis Katolik, Protestan, Maronit, Kristen Ortodoks dan aliran Kristen lainnya. Pengalaman ini membuat Steven memiliki cukup bekal pengetahuan agama, sekaligus membuatnya berpikir kritis terhadap ajaran Kristen yang diketahuinya.

Pemela Kara: "Anak Angkat yang Mengantar Saya pada Cahaya Islam"


Saran Saya, "Belilah Quran dan Bacalah Isinya....."
Jurnalis Independen: Pamela Kara, perempuan asal Cleveland, Ohio, AS sudah menjadi seorang muslimah selama 12 tahun. Kara tidak pernah menyesali pilihannya itu, meski pada masa awal, ia harus banyak berdebat dengan imam masjid tempat ia belajar Islam.

"Jika menjadi seorang muslimah adalah satu-satunya hal yang saya lakukan dalam hidup saya, maka itulah hal terbaik yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya. Saya sama sekali tidak menyesalinya," ujar Kara mantap.


Rodriguez : Kenyataan 9/11 adalah Konspirasi



Jurnalis Independen: Seorang warga AS yang dianggap pahlawan pada insiden penyerangan menara kembar di New York 9/11, William Rodriguez, hari Minggu kemarin (20/11) menegaskan kembali bahwa serangan 11 September itu hanyalah konspirasi.
Jangan Dikira Semua Orang Bisa, Mau Dibohongi

Berbicara kepada AA, Rodriguez, yang pindah ke Amerika Serikat untuk menjadi seorang pesulap, mengatakan bahwa ia berada di gedung WTC di pagi hari 11 September 2001 dan telah mendengar ledakan di entry level bangunan sebelum serangan pesawat terjadi.

Taliban Tolak Hasil Keputusan Lora Jirga Afghanistan



Jurnalis Independen: Taliban pada hari Minggu kemarin (20/11) menolak pengesahan yang dilakukan oleh majelis tradisional Lora Jirga dari kesepakatan kemitraan strategis dengan Amerika Serikat yang dapat memungkinkan pasukan AS untuk tetap di Afghanistan selama bertahun-tahun.

Dalam pernyataan yang dikirim ke media, kelompok pejuang Islam ini mengatakan majelis atau Loya Jirga, yang berakhir Sabtu lalu diatur oleh pemerintah Afghanistan untuk mencapai tujuan Amerika.

"Semua peserta adalah para pekerja pemerintah yang aktif. Apa yang mereka bahas pada Jirga adalah apa yang Amerika inginkan," kata pernyataan berbahasa Pashto mengutip dari pernytaan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

"Dalam 10 tahun terakhir mereka melakukan aksi brutal di Afghanistan, mereka menahan warga Afghanistan dan menempatkannya di penjara-penjara mereka, mereka menghancurkan kebun rakyat dan militer AS masih ingin melanjutkan aksi barbarisme mereka untuk 10 tahun lagi."

Setelah empat hari pembicaraan, delegasi Loya Jirga mendukung kesepakatan kemitraan strategis yang akan mengatur kehadiran pasukan AS di Afghanistan setelah 2014, ketika semua pasukan yang dipimpin NATO dijadwalkan pergi.

Tapi mereka bersikeras pada serangkaian kondisi termasuk warga negara AS yang melakukan kejahatan di Afghanistan tidak memiliki hak kekebalan, dan AS harus di sisi dengan Afghanistan jika negara ketiga mencoba untuk menyerang negara tersebut.

Presiden Hamid Karzai menerima kondisi dan rekomendasi dari jirga, yang menghadirkan 2.000 delegasi dari seluruh negara di Kabul selama empat hari, mengatakan pertemuan mereka "untuk kebaikan Afghanistan".

Namun ratusan orang, sebagian besar mahasiswa, turun ke jalan di provinsi Nangarhar di Afghanistan timur pada hari Minggu kemarin untuk memprotes hasil pertemuan Lora Jirga.

Demonstran yang marah meneriakkan "kematian bagi Amerika" dan "Kematian bagi boneka Amerika" sambil memblokir jalan raya Kabul-Jalalabad selama dua jam, membakar bendera AS dan patung Presiden AS Barack Obama.(fq/afp)

Minggu, 20 November 2011

AS Uji Coba Senjata Tercepat di Dunia

Hanya AKU(AS) yang Bisa Membunuh Teroris(Islam?)
Jurnalis Independen: Washington: Pasukan Militer Amerika Serikat melakukan ujicoba senjata canggih yang memiliki kecepatan hipersonic, Kamis (17/11). Senjata baru itu disebutkan memiliki kecepatan hingga lima kali kecepatan suara.

Senjata yang diberi nama Advanced Hypersonic Weapon ini diluncurkan dari Fasilitas Peluru Kendali Pasifik di Kauai, Hawaii. Rudal ini mampu mencapai atol Kwajelein yang berjarak 2.300 mil hanya dalam waktu kurang dari setengah jam.

Awal tahun ini, dalam sebuah laporan disebutkan senjata ini merupakan bagian dari program militer untuk mengembangkan senjata penyerang global. Dengan senjata-senjata seperti ini, AS akan bisa menyerang ke bagian manapun di dunia dalam waktu kurang dari satu jam.

Pentagon mengatakan Advanced Hypersonic Weapon (AHW) ini memang didesain khusus untuk bisa terbang jarak jauh dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.

Ujicoba dilakukan untuk mengumpulkan data dari teknologi yang dipakai di senjata ini. Uji coba ini juga ingin melihat kemampuan senjata ini untuk melakukan perjalanan jauh. (mei/mnt)

Lima "Panglima" Thaghut

Jurnalis Independen: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi rahimahullah membahas tentang apa yang disebut dengan istilah thaghut di dalam tulisannya berjudul “Risalah Fi Makna At-Thaghut”. Tulisan tersebut sangat penting mengingat bahwa pesan abadi da’wah para Nabi dan para Rasul Allah ‘alaihimussalam ialah ajakan tauhid yang berisi keharusan untuk menghamba kepada Allah سبحانه و تعالى semata dan menjauhi thaghut.

Jadi, ada dua sisi dari perkara fundamental ini. Di satu sisi ada keharusan untuk memfokuskan ibadah (pengabdian/penghambaan) kepada Allah سبحانه و تعالى semata, dan di lain sisi ada keharusan untuk menjauhi dan mengingkari segala bentuk thaghut. Ada kewajiban ber-wala (menyerahkan kesetiaan/loyalitas) kepada Allah سبحانه و تعالى dan ada kewajiban untuk ber-baro (melepaskan diri/disasiosiasi) dari segala macam dan bentuk thaghut.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl [16] : 36)

Dan tidak sah iman seorang muslim bila ia hanya sibuk menghamba kepada Allah سبحانه و تعالى namun ia tidak bersedia menjauhi dan mengingkari thaghut. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku muslim dikatakan ber-tauhid bilamana di satu sisi ia beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى namun di lain sisi ia mendekat bahkan bekerjasama dengan thaghut? Tidak sah imannya! Bukan tidak sempurna imannya, tetapi tidak sah.

Mengapa? Karena ibarat coin yang memiliki dua muka, tidak dapat dikatakan coin jika hanya terdiri dari satu muka saja. Demikian pula dengan iman tauhid seorang muslim. Tidak disebut tauhid jika hanya mengandung ibadah kepada Allah سبحانه و تعالى sedangkan menjauhi dan mengingkari thaghut tidak ada. Hadirnya tauhid di dalam diri seseorang ialah ketika ia beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى dan ia menjauhi serta mengingkari berbagai jenis thaghut.

Masalahnya, dewasa ini banyak muslim yang tidak menjauhi dan mengingkari thaghut. Sebab bagaimana mereka dapat menjauhi dan mengingkari thaghut, sedangkan makna thaghut saja mereka tidak tahu? Di sinilah pentingnya kita mengkaji buku “Risalah Fi Makna At-Thaghut”. Karena di dalamnya kita dapatkan penjelasan cukup lengkap mengenai makna thaghut.
Sebagai mukaddimah penulis berkata:
“Sesungguhnya hal paling pertama yang Allah سبحانه و تعالى fardlukan atas anak Adam adalah kufur terhadap Thaghut dan Iman kepada Allah سبحانه و تعالى , dalilnya adalah firman-Nya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan ) sembahlah Allah سبحانه و تعالى (saja) dan jauhilah Thaghut itu,” (QS. An-Nahl [16] : 36). Dan adapun tatacara kufur terhadap Thaghut itu adalah engkau meyakini batilnya beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى , engkau meninggalkannya, membencinya, mengkafirkan pelakunya dan memusuhi mereka itu.”
Lalu apakah yang dimaksud dengan thaghut? Penulis melanjutkan:
“Thaghut adalah umum mencakup segala sesuatu yang di sembah selain Allah, sedang dia itu rela dengan peribadatan tersebut, baik yang disembah, atau yang diikuti, atau yang ditaati dalam bukan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, ini adalah Thaghut.”
Oleh karenanya, thaghut-thaghut itu banyak sekali dan ada lima di antaranya yang merupakan thaghut utama alias pentolan thaghut:
  1. Syaitan yang selalu mengajak untuk beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى
  2. Pemerintah yang zalim yang merubah hukum-hukum Allah سبحانه و تعالى
  3. Orang yang memutuskan hukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah سبحانه و تعالى
  4. Orang yang mengklaim mengetahui hal yang Ghaib, padahal itu hak khusus Allah سبحانه و تعالى
  5. Segala sesuatu yang disembah selain Allah سبحانه و تعالى , sedangkan dia rela dengan penyembahan tersebut.
Inilah lima pentolan thaghut. Setiap orang yang mengaku muslim wajib menjauhi dan mengingkari semua thaghut di atas. Jika tidak, berarti ia telah mengingkari ikrar keimanannya atau tauhid-nya. Dan sah-tidaknya iman seseorang bergantung kepada pengingkarannya kepada thaghut.

Bila ia tidak mengingkari thaghut berarti imannya tidak sah. Walaupun ia rajin sholat, puasa di bulan Ramadhan, bersedekah dan berbagai amal kebaikan lainnya, namun bila ia mendekat apalagi bekerjasama dengan thaghut, berarti apa yang ia kerjakan tidak mendapat penilaian di sisi Allah سبحانه و تعالى .

Mengapa demikian? Karena orang yang tidak sah imannya alias tidak sah tauhidnya, berarti ia telah syirik. Sebab lawannya tauhid adalah syirik, mempersekutukan Allah سبحانه و تعالى . Dan barangsiapa terlibat di dalam dosa syirik, semua kebaikan yang pernah ia lakukan di dunia akan terhapus dan tidak memperoleh penilaian apapun di sisi Allah سبحانه و تعالى . Wa na’udzubillaahi min dzaalika..!

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh, bila kamu berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar [39] : 65)

Orang yang tidak diterima tauhidnya berarti ia tidak diterima imannya. Dan jika iman tidak diterima, berarti ia dinilai Allah سبحانه و تعالى sebagai seorang yang kafir. Dan orang kafir juga sama dengan orang yang syirik, yaitu amal-perbuatan mereka tidak mendapat penilaian apapun di sisi Allah سبحانه و تعالى .
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
“Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun.” (QS. An-Nur [24] : 39)


Maka jelaslah betapa pentingnya setiap muslim mendalami makna kalimat tauhid yang diikrarkannya, terutama bagian pengingkaran akan thaghut. Sebab pada umumnya sudah cukup ramai pembahasan mengenai keharusan menghamba kepada Allah سبحانه و تعالى , namun pembahasan dan kajian mengenai kewajiban menjauhi dan mengingkari thaghut masih sangat jarang.

Kembali kepada kajian di dalam tulisan “Risalah Fi Makna At-Thaghut” jenis pentolan pertama dari thaghut ialah “Syaitan yang selalu mengajak untuk beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى “. Di dalam Al-Qur’an Allah سبحانه و تعالى berfirman:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankah Aku (Allah سبحانه و تعالى ) telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.” (QS. Yaasin [36] : 60)

Syaitan merupakan musuh yang nyata bagi manusia. Oleh karenanya tidak dibenarkan bagi muslim manapun untuk berkompromi dengan syaitan, apalagi berakrab-akrab dengannya. Sebab keakraban tidak mungkin muncul di antara dua fihak yang sebenarnya bermusuhan. Keakraban hanya mungkin muncul di antara dua fihak yang saling bersahabat.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir [35] : 6)

Syaitan hanya mengajak manusia agar beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى . Jika manusia mau mengikuti ajakan mereka itu, maka ia bakal dijebloskan ke dalam neraka bersama para syaitan tersebut di akhirat kelak karena ia telah rela mengikuti ajakan syaitan agar menghamba kepada selain Allah سبحانه و تعالى . Syaitan tidak hanya mengganggu manusia awam, tetapi bahkan para Nabi-pun tidak luput dari upaya tipu daya mereka. Syaitan ada dua macam, yaitu syaitan dari kalangan jin dan syaitan dari kalangan manusia. Allah سبحانه و تعالى berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ
“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan dari jenis manusia dan dari jenis jin.” (QS. Al-An’am [6] : 112)

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.(QS. An-Naas [114] : 5-6)

Orang yang mengajak untuk mempertahankan, melestarikan tradisi syirik seperti tumbal, ruwatan dan sesajen, dia adalah syaitan manusia yang mengajak ibadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى . Pemuka adat atau pemuka agama yang mengajak minta-minta kepada orang yang sudah mati adalah syaitan manusia dan dia adalah salah satu pentolan thaghut.

Orang yang mengajak pada faham, ideologi dan sistem hidup non-tauhid (baca: syirik) produk manusia seperti pluralisme, sekularisme, liberalisme, kapitalisme, nasionalisme dan demokrasi sehingga menimbulkan keraguan akan kesempurnaan ajaran/sistem Islam, adalah syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى , dia berarti termasuk thaghut. Orang yang mengajak menegakkan hukum perundang-undangan buatan manusia sehingga meninggalkan hukum Allah سبحانه و تعالى , maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى. Sedangkan Allah سبحانه و تعالى berfirman:

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankah Aku (Allah سبحانه و تعالى ) telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (QS. Yasin [36] : 60)

Makna beriman kepada Allah سبحانه و تعالى adalah bahwa engkau meyakini bahwa Allah سبحانه و تعالى merupakan satu-satunya ilah yang berhak untuk di ibadati, tidak yang lainnya, engkau memurnikan segala macam ibadah hanya kepada-Nya dan engkau menafikan, mengingkari, menjauhi segala macam yang di sembah selain-Nya.

Engkau mencintai al-muwahhidun (ahli Tauhid) dan loyal kepadanya, serta engkau membenci pelaku-pelaku syirik dan memusuhinya. Inilah agama Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam di mana orang yang benci akannya adalah orang yang telah memperbodoh dirinya sendiri. Inilah suri tauladan yang telah Allah سبحانه و تعالى kabarkan di dalam firman-Nya:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُإِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَمِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُالْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (QS. Al-Mumtahanah [60] : 4)

Orang yang berbaik-sangka kepada Allah سبحانه و تعالى pasti yakin hanya dienullah Al-Islam sajalah yang bisa mengatasi berbagai masalah kehidpan di dunia. Bukanlah berbaik-sangka kepada Allah سبحانه و تعالى jika muslim masih ragu Islam dapat mengatasi segala urusan di dunia sehingga dia masih menyisakan kepercayaan kepada berbagai faham non-Tauhid (baca: syirik) produk manusia seperti demokrasi, nasionalisme, sekularisme dan sejenisnya untuk mengatasi berbagai persoalan pelik di dunia. Mari kita jujur, konsekuen dan tidak sepotong-sepotong dalam berbaik-sangka kepada Allah سبحانه و تعالى .
Saudaraku, marilah kita berbaik-sangka kepada Allah سبحانه و تعالى beserta hamba-hambaNya yang istiqomah, dan marilah kita berburuk sangka kepada thaghut (syaitan) beserta para pembelanya. Sebab Allah سبحانه و تعالى menjanjikan kebaikan bagi orang-orang yang mau dan istiqomah bersikap demikian:

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا
“Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (QS. Al-Baqarah [2] : 256)


Panglima Thaghut(2) Pemerintah Zalim



Thaghut-thaghut itu banyak sekali dan ada lima di antaranya yang merupakan thaghut utama alias pentolan thaghut:
  1. Syaitan yang selalu mengajak untuk beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى
  2. Pemerintah yang zalim yang merubah hukum-hukum Allah سبحانه و تعالى
  3. Orang yang memutuskan hukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah سبحانه و تعالى
  4. Orang yang mengklaim mengetahui hal yang Ghaib, padahal itu hak khusus Allah سبحانه و تعالى
  5. Segala sesuatu yang disembah selain Allah سبحانه و تعالى , sedangkan dia rela dengan penyembahan tersebut
Inilah lima pentolan thaghut. Setiap orang yang mengaku muslim wajib menjauhi dan mengingkari semua thaghut di atas. Jika tidak, berarti ia telah mengingkari ikrar keimanannya atau tauhid-nya. Dan sah-tidaknya iman seseorang bergantung kepada pengingkarannya kepada thaghut. Bila ia tidak mengingkari thaghut berarti imannya tidak sah.

Walaupun ia rajin sholat, puasa di bulan Ramadhan, bersedekah dan berbagai amal kebaikan lainnya, namun bila ia mendekat apalagi bekerjasama dengan thaghut, berarti apa yang ia kerjakan tidak mendapat penilaian di sisi Allah سبحانه و تعالى . Mengapa demikian? Karena orang yang tidak sah imannya alias tidak sah tauhidnya, berarti ia telah syirik. Sebab lawannya tauhid adalah syirik, mempersekutukan Allah سبحانه و تعالى . Dan barangsiapa terlibat di dalam dosa syirik, semua kebaikan yang pernah ia lakukan di dunia akan terhapus dan tidak memperoleh penilaian apapun di sisi Allah سبحانه و تعالى . Wa na’udzubillaahi min dzaalika..!

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh, bila kamu berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar [39] : 65)

Diatas telah dibahas Panglima thaghut yang pertama yaitu “syaitan yang selalu mengajak untuk beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى”.

Panglima thaghut yang kedua, yaitu “Pemerintah yang zalim yang merubah hukum-hukum Allah سبحانه و تعالى”. Sesungguhnya poin kedua ini sudah pernah kami singgung dalam tulisan kami di Suara Langit beberapa waktu yang lalu dengan judul “Kewajiban Mengingkari Thaghut Penguasa Zalim”. Namun kami ingin menjelaskan beberapa hal tambahan.

Pentolan thaghut jenis kedua ini merupakan fihak yang memiliki otoritas kepemimpinan atas suatu masyarakat namun enggan untuk memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى sebagai pemutus perkara, baik dalam urusan kecil maupun urusan besar. Inilah yang disebut dengan thaghut berupa pemerintah yang zalim. Zalim dalam arti “tidak menempatkan sesuatu (dalam hal ini hukum Allah سبحانه و تعالى ) pada tempatnya”. Sedangkan syarat awal sebuah pemerintah dikatakan adil ialah “menempatkan sesuatu (dalam hal ini hukum Allah سبحانه و تعالى ) pada tempatnya”.

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5] : 45)
 
Pemerintah yang adil wajib meletakkan hukum Allah سبحانه و تعالى atau hukum Al-Qur’an atau hukum Islam pada tempat tertinggi dimana segala hukum, perundang-undangan dan peraturan lainnya merupakan “breakdown” dari hukum Allah سبحانه و تعالى tersebut. Jika suatu pemerintah meletakkan hukum selain hukum Allah سبحانه و تعالى pada posisi yang tertinggi, seperti misalnya hukum produk manusia, maka itu berarti ia telah mengajak masyarakat untuk berhukum kepada hukum thaghut padahal Allah سبحانه و تعالى memerintahkan hamba-hambaNya untuk mengingkari thaghut.

 Demikian perintah Allah سبحانه و تعالى .
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 60)
Kisah pertentangan antara para Nabiyullah ‘alaihimussalam dengan jenis pentolan thaghut kedua inilah yang banyak mengisi lembaran sejarah umat manusia dan diabadikan di dalam lembaran mushaf Al-Qur’anul Karim.

Kisah pertentangan antara Nabiyullah Nuh ‘alahissalam dengan para thaghut pemuka kafir kaumnya:
فَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat kamu (wahai Nuh) melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (QS. Hud [11] : 27)

Tentu kita semua juga sangat kenal dengan kisah pertentangan antara Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam dengan thaghut raja Babilonia bernama Namrud:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Apakah kamu tidak memperhatikan (Namrud) orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Allah) karena Allah سبحانه و تعالى telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, “Rabbku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata, “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah [2] : 258)

Demikian pula pertentangan antara Nabiyullah Musa ‘alaihissalam dengan thaghut raja Mesir bernama Fir’aun. Bahkan thaghut yang satu ini sedemikian melampaui batas dalam kesombongan kekuasaannya sehingga memandang dirinya sebagai seorang supra-human (di atas rata-rata manusia) lalu berkata di hadapan rakyat Mesir yang dipimpinnya:

فَكَذَّبَ وَعَصَى ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى
Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata, "Akulah rabb-mu yang paling tinggi”. (QS. An-Nazi’at [79] : 21-24)

Dan di dalam Al-Qur’an jelas-jelas Allah سبحانه و تعالى menggambarkan betapa khawatirnya thaghut Fir’aun terhadap gerakan yang dipimpin oleh Nabiyullah Musa ‘alahissalam. Fir’aun sangat khawatir bila dien (agama/sistem/jalan hidup/falsafah hidup) rumusannya diganti oleh dien baru yang diusung oleh Nabiyullah Musa ‘alahissalam. Padahal dien yang diusung oleh Musa ‘alahissalam justeru merupakan dienullah (agama yang benar) Al-Islam yang semestinya Fir’aun-pun tunduk kepadanya bila ia punya good-will alias keinginan mewujudkan pemerintahan yang adil. Tapi semata-mata karena ia memandang dirinya sebagai salah seorang “founding-fathers” (pendiri utama) kerajaan digdaya Mesir, maka rakyat wajib mentaati segala titah-perintahnya, termasuk menerima bulat-bulat agama, sistem, jalan hidup atau falsafah hidup rumusan thagut Fir’aun. Inilah hakekat thaghut.

Ia menginginkan manusia banyak menghamba kepada dirinya bukan kepada Rabb alam semesta, Allah سبحانه و تعالى .
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُأَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الأرْضِ الْفَسَادَ
Dan berkata Firaun (kepada pembesar-pembesarnya), “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar dienmu (agamamu/pedoman hidupmu/falsafah hidupmu/sistem hidupmu) atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”. (QS. Ghafir [40] : 26)

Thaghut zaman dulu sama dengan thaghut zaman kapanpun, termasuk di era modern penuh fitnah ini. Tuduhan para thaghut-pun sama sepanjang zaman terhadap para Nabi dan pewaris ajaran para Nabi yaitu penda’wah di jalan Allah سبحانه و تعالى , pejuang dienullah serta pejuang kalimat tauhid. Para thaghut senantiasa menuduh para Nabi dan para du’at di jalan Allah سبحانه و تعالى sebagai fihak yang mengancam kestabilan nasional dengan niat mengganti ajaran nenek moyang/founding fathers yang dianggap sudah mapan dan final, padahal sesat dan menyesatkan. Dan para thaghut juga biasa menuduh para Nabi dan para du’at di jalan Allah سبحانه و تعالى sebagai pembuat kerusakan di muka bumi, ekstrimis bahkan teroris. Ini merupakan lagu klasik nyanyian para thaghut dan jajaran pembela para thaghut sepanjang masa.

Demikian pula pertentangan antara Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dengan thaghut pemuka kota Mekkah yaitu Abu Lahab dan Abu Jahal. Sedemikian rupa Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menghadapi penganiayaan dari thaghut musyrikin Quraisy Mekkah sehingga Allah سبحانه و تعالى seringkali menghibur beliau dengan ayat-ayat seperti ini:

قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
“Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.” (QS. Al-An’aam [6] : 33-34)

Demikianlah, pertentangan sepanjang masa antara para pembela ajaran tauhid dengan pembela ajaran syirik mempersekutukan Allah سبحانه و تعالى . Para thaghut pemerintahan zalim senantiasa menjadi pembela utama ajaran syirik karena mereka tidak ingin masyarakat menikmati kebebasan hakiki dengan hanya bergantung kepada Allah سبحانه و تعالى .

Mereka ingin masyarakat bergantung dan merasa butuh kepada diri para thaghut dan ajaran, sistem hidup, falsafah hidup rumusan para thaghut itu. Mereka sangat keras menghalangi masyarakat dari tunduk hanya kepada ajaran dan dien yang datang dari Allah سبحانه و تعالى . Lalu dengan kecanggihan retorika mereka mengelabui ummat Islam dengan mengatakan bahwa para thaghut itu juga tetap memberikan tempat terhormat kepada agama Allah سبحانه و تعالى padahal sebenarnya yang mereka lakukan adalah upaya pengkerdilan peranan Islam dalam kehidupan ummat Islam.

Sebab Allah سبحانه و تعالى tidak menyuruh kita untuk menerima ajaranNya sepotong-sepotong. Allah سبحانه و تعالى menyuruh kaum beriman untuk terima Islam sebagai suatu totalitas, bukan secara parsial atau sektoral.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 208)

Begitu seorang muslim rela pemberlakuan ajaran Islam secara parsial atau sektoral berarti ia telah mengikuti langkah-langkah syaitan. Dan itulah keadaan yang dialami kaum muslimin dewasa ini di bawah dominasi Sistem Dajjal yang tidak saja hegemonik di masyarakat barat kafir tetapi juga di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim. Para thaghut tidak keberatan bila ummat Islam menjalankan Islam dalam urusan pribadi, tapi jangan sekali-kali coba-coba menginginkan Islam diberlakukan pada tataran kehidupan publik. Untuk urusan publik sudah ada ajaran, sistem hidup, falsafah hidup yang dirumuskan para thaghut tersebut. Ajaran tersebut sudah final dan karenanya tidak boleh diutak-atik lagi sebab itu berarti sebuah upaya menimbulkan makar dan instabilitas nasional.

Oleh karenanya seorang muwahhid (ahli tauhid) sejati sangat sadar bahwa suatu pemerintahan hanya layak dipandang adil jika pemimpinnya dengan jujur dan konsekuen meninggikan hukum Allah سبحانه و تعالى di atas segenap hukum lainnya. Ia akan terus berjuang sehingga cita-cita menjadikan Al-Qur’anu Dustuurunaa (Al-Qur’an Konstitusi kami) menjadi kenyataan. Sedetikpun ia tidak rela menyaksikan hukum Allah سبحانه و تعالى Rabb langit dan bumi di setarakan dengan hukum thaghut, apalagi diletakkan di bawahnya.

Bahwa sekarang hal itu belum menjadi kenyataan adalah suatu fakta yang tidak bisa dipungkiri. Tetapi itu bukan berarti sang muwahhid rela akan situasi abnormal tersebut. Yang pasti ia tidak ingin menjadi seperti orang-orang yang digambarkan Allah سبحانه و تعالى di dalam ayat di bawah ini. Yaitu kalangan orang-orang munafiq yang secara formal disebut muslim namun hakikatnya telah menjadi perpanjangan tangan dan kaki kaum kuffar:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafiq menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. An-Nisa [4] : 61)

Dewasa ini kita hidup di era badai fitnah. Badai fitnah telah menyelimuti segenap aspek kehidupan ummat Islam. Sehingga tatkala muncul wacana memeprjuangkan pemberlakuan hukum Allah سبحانه و تعالى dari kalangan pejuang Islam, maka kaum kafir tinggal duduk santai. Karena cukup sudah kaum munafiq yang berjuang “membela” kaum kafir tadi dengan menghalangi wacana tersebut berkembang lebih jauh. Sungguh, kita wajib waspada jangan-jangan ini semua pertanda kalau keluarnya puncak fitnah sekaligus puncak thaghut pemerintahan zalim, yaitu Ad-Dajjal sudah tidak lama lagi.

Sistem Dajjal yang secara global sedang hegemonik dewasa ini sangat terlihat keseragaman nilai-nilai global yang ingin diberlakukannya, yaitu memastikan manusia menghamba kepada sebagian manusia lainnya yang berperan sebagai para thaghut pemerintah zalim dengan menghalangi berlakunya hukum Allah سبحانه و تعالى dan memastikan berlakunya hukum jahiliyah produk manusia, apapun nama hukumnya. Sehingga Allah سبحانه و تعالى menantang mereka dengan pertanyaan berikut:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Maidah [5] : 50)
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan kaum yang yakin akan keadilan dan kebenaran hukumMu, bukan hukum yang selainnya. Aamiin ya Rabb.


PanglimaThaghut: (3) Memutuskan Tidak Dengan Hukum Allah


ilustrasiMaka Panglima thaghut yang ketiga, yaitu “Orang yang memutuskan hukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah سبحانه و تعالى”. Inilah thaghut yang sangat berpengaruh di masa penuh fitnah dewasa ini. Dan ini adalah fihak yang tidak mau merujuk kepada hukum Allah سبحانه و تعالى semata. Padahal Allah سبحانه و تعالى jelas-jelas hanya menawarkan dua pilihan jenis hukum, yaitu hukum Allah سبحانه و تعالى atau hukum jahiliyah. Tidak ada hukum jenis yang ketiga. Tidak ada “hukum Allah yang kejahiliyah-jahiliyahan”. Sebagaimana tidak ditemukan pula “hukum jahiliyah yang ke-Islam-Islaman”. Pilih salah satu: hukum Allah سبحانه و تعالى atau hukum jahiliyah..!
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. Al-Maidah [5] : 50)

Dan secara tegas Allah سبحانه و تعالى memvonis orang-orang yang tidak mau memutuskan perkara berlandaskan wahyu yang datang dari Allah سبحانه و تعالى sebagai kaum yang kafir. Artinya mereka dipandang tidak beriman, sekalipun mereka mengaku diri sebagai seorang muslim.

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
“Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah [5] : 44)
Oleh karena itu ulama tafsir Ibnu Katsir rahimahullah menulis sebagai berikut:
“Siapa yang meninggalkan aturan baku yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah صلى الله عليه و سلم penutup para Nabi dan dia justru merujuk pada aturan-aturan (hukum) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia telah kafir. Apa gerangan dengan orang yang merujuk hukum Ilyasa (Yasiq) dan lebih mendahulukannya daripada aturan Muhammad صلى الله عليه و سلم maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin” (Al Bidayah: 13/119)
Yang dimaksud dengan hukum Ilyasa (Yasiq) adalah hukum buatan Genghis Khan yang berisi campuran hukum yang bersumber dari Taurat, Injil, Al-Qur’an dan hukum adat bangsa Mongol. Barangkali Genghis Khan mengira bila ia dapat mengkombinasikan hukum yang diberlakukan dengan mengambil sebagian sumber hukum dari Taurat, Injil, Al-Qur’an serta adat Mongol, maka ia dapat menghasilkan suatu hukum yang adil serta akomodatif terhadap keaneka-ragaman aspirasi masyarakat yang dipimpinnya. Padahal dalam pandangan Islam, itu sama saja dengan mencampakkan hukum Allah سبحانه و تعالى dan mengambil selainnya, walaupun di dalamnya terdapat sebagian hukum Allah سبحانه و تعالى .

Termasuk di negeri ini. Alangkah anehnya bahwa selama 350 tahun dijajah oleh kaum kafir Belanda telah banyak pejuang (baca: mujahidin) yang berjihad mengusir mereka mengorbankan jiwa dan raga mereka. Namun setelah hampir 70 tahun mengaku merdeka, hukum kafir Belanda masih tetap saja diberlakukan dan dilestarikan di Indonesia.

Pantas bila ada seorang veteran anggota Hizbullah (organisasi tentara masa lalu sebelum adanya TNI) yang sudah tua ketika ditanya pendapatnya soal kondisi Indonesia, ia menjawab: “Semakin memburuk. Kami dahulu mengusir penjajah Belanda dengan niat dan semangat ber-jihad fii sabilillah. Dan tujuan kami hanya satu. Bila berhasil mengusir Belanda dari sini, kami akan menghapus pemberlakuan hukum Belanda dan menegakkan hukum Allah سبحانه و تعالى . Dan tujuan itu sampai hari ini belum terwujud...!”

Di zaman penuh fitnah dewasa ini, praktis tidak ada lagi negeri yang memberlakukan hukum Allah سبحانه و تعالى . Semua negara membanggakan hukum bikinan manusia atau hukum adat setempat yang jelas bukan hukum Allah سبحانه و تعالى . Sehingga urusan halal dan haram (baca: legal dan ilegal) dapat ditentukan oleh manusia, tidak mesti oleh Allah سبحانه و تعالى .

Celakanya lagi, tidak jarang kesepakatan halal-haram itu diperoleh melalui voting sejumlah orang yang di tengah masyarakat telah dipercaya untuk merumuskannya. Kalaupun ada peraturan-peraturan yang mengacu kepada syariat Islam, maka peraturan itu bersifat sangat parsial tidak komprehensif, sebab pemberlakuannya masih saja di dalam kerangka sebuah konstitusi yang bukan berupa Al-Qur’an atau Al-Islam.

Dengan kata lain peraturan-peraturan itu terbit sebagai hasil sebuah proses tarik-menarik antara kaum Islamis dengan kaum sekularis. Padahal semestinya kaum muslimin hidup dan tunduk kepada hukum Allah سبحانه و تعالى dalam segenap urusan kehidupan mereka, baik urusan kecil maupun besar, dan dengan ketundukan yang sepenuh hati. Sehingga Allah سبحانه و تعالى berfirman:

فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 65)

Sungguh ironis jika ada yang menyangka bahwa sudah berlaku hukum Islam di suatu masyarakat berpenduduk muslim padahal dalam menerbitkannya diperlukan suatu proses tarik-menarik atau voting. Itupun baru sebagian kecil saja dari hukum Islam yang diberlakukan. Sedangkan jelas sekali Allah سبحانه و تعالى di dalam ayat di atas menyatakan bahwa “belum bisa disebut beriman” selagi di dalam menjadikan Rasulullah صلى الله عليه و سلم (ajaran Islam) sebagai hakim tetap masih merasa ada keberatan di dalam hati terhadap putusan yang diberikan, dan tidak menerima dengan sepenuhnya.

Bagaimana kiranya Allah سبحانه و تعالى memandang dan menilai sekumpulan orang yang menyelenggarakn sebuah majelis untuk mem-voting layak atau tidak layaknya pemberlakuan hukum Allah سبحانه و تعالى ? Padahal Allah سبحانه و تعالى sesungguhnya merupakan pencipta langit dan bumi serta Maha Kuasa atas segala sesuatu. Mengapa manusia berani mempertanyakan lalu menyelenggarakan voting untuk memberlakukan atau tidak memberlakukan hukumNya? Pantas jika Allah سبحانه و تعالى berfirman:

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.” (QS. Asy-Syuura [42] : 21)

Dalam ajaran Tauhid, seseorang lebih baik kehilangan jiwa dan hartanya daripada dia mengajukan perkaranya kepada selain hukum Allah سبحانه و تعالى alias hukum thaghut. Sebab mengajukan perkara kepada hukum thaghut berarti sudah terlibat di dalam kekafiran bahkan perbuatan syirik. Allah سبحانه و تعالى berfirman:

وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
“Dan fitnah itu lebih bahaya dari pada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah [2] : 191)

Penulis kitab tafsir Fathul Qadir menjelaskan ayat di atas dengan mengartikan bahwa kata fitnah di situ berarti (1) kembali kepada kekafiran alias murtad dan (2) syirik sebagaimana keyakinan kaum musyrikin. Artinya, lebih baik seseorang terbunuh dalam keimanan daripada ia tetap hidup namun kembali kepada kekafiran sesudah beriman atau ia menjadi syirik sebagaimana kaum musyrikin padahal ia mengaku dirinya muslim.

Di era penuh fitnah seperti sekarang hegemoni Sistem Dajjal di bidang hukum sangat terasa. Sedemikian hebatnya hegemoni nilai-nilai kekafiran di bidang hukum sehingga kita menyaksikan sendiri bagaimana kaum muslimin dengan mudahnya masuk ke dalam perangkap meyakini bahwa selain hukum Allah سبحانه و تعالى dapat menjamin keadilan dan kebenaran. Padahal tidak ada sumber kebenaran dan keadilan kecuali dengan menjadikan Kitabullah Al-Qur’an sebagai pemutus perkara yang timbul di antara manusia.

وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا لا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’aam [6] : 115)

Semua orang pasti mendambakan kebenaran dan keadilan. Tetapi tahukah kita sebenarnya apa itu yang disebut dengan kebenaran dan keadilan? Yang pasti, Allah سبحانه و تعالى menyatakan bahwa kebenaran dan keadilan itu hanya pada kalimat Allah سبحانه و تعالى yang sempurna, yakni Al-Qur’anul Karim. Termasuk menegakkan hukum Al-Qur’an itulah yang menjamin masyarakat berada di atas kebenaran dan menjamin hadirnya keadilan, bukan yang lainnya.

Di era penuh fitnah dimana hukum thaghut yang ditegakkan dimana-mana, maka hanya sedikit orang saja yang dapat tetap konsisten meyakini hukum Allah سبحانه و تعالى sajalah yang menjamin keadilan. Sedangkan yang kebanyakan berada di dalam posisi ikut arus saja. Padahal dengan mengikuti arus hukum thaghut itu, sesungguhnya mereka membiarkan diri berada di dalam kesesatan dan kezaliman, bukan kebenaran apalagi keadilan.

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah سبحانه و تعالى . Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’aam [6] : 116)

Kebenaran dan keadilan bukan ditentukan oleh ramai-sepinya pendukungnya. Tetapi ia ditentukan oleh sesuai atau tidaknya dengan petunjuk Allah سبحانه و تعالى. Walaupun sedikit pendukungnya, namun bila mengikuti petunjuk Allah سبحانه و تعالى maka mereka itulah orang-orang yang berada di atas kebenaran dan sejatinya memperjuangkan keadilan. Sehingga Allah سبحانه و تعالى memerintahkan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dan semua ummatnya untuk bersikap sebagai berikut:

أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلا وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah سبحانه و تعالى , padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Rabbmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.” (QS. Al-An’aam [6] : 114)

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Ya (Allah) Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi No. 2066)


PanglimaThaghut: (4) Yang Mengaku Tahu Perkara Ghaib Selain Allah

Tauhid terdiri atas dua sisi yang mesti hadir secara simultan. Di satu sisi ada keharusan untuk memfokuskan ibadah (pengabdian/penghambaan) kepada Allah سبحانه و تعالى semata, dan di lain sisi ada keharusan untuk menjauhi dan mengingkari segala bentuk thaghut. Ada kewajiban ber-wala (menyerahkan kesetiaan/loyalitas) kepada Allah سبحانه و تعالى dan ada kewajiban untuk ber-baro (melepaskan diri/disasiosiasi) dari segala macam dan bentuk thaghut. Inilah pesan abadi para utusan Allah سبحانه و تعالى sepanjang zaman.
 

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl [16] : 36)

Tidak sah iman seorang muslim bila ia hanya sibuk menghamba kepada Allah سبحانه و تعالى namun ia tidak bersedia menjauhi dan mengingkari thaghut. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku muslim dikatakan ber-tauhid bilamana di satu sisi ia beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى namun di lain sisi ia mendekat bahkan bekerjasama dengan thaghut? Tidak sah imannya! Bukan tidak sempurna imannya, tetapi tidak sah.

Mengapa? Karena ibarat coin yang memiliki dua muka, tidak dapat dikatakan coin jika hanya terdiri dari satu muka saja. Demikian pula dengan iman tauhid seorang muslim. Tidak disebut tauhid jika hanya mengandung ibadah kepada Allah سبحانه و تعالى sedangkan menjauhi dan mengingkari thaghut tidak ada. Hadirnya tauhid di dalam diri seseorang ialah ketika ia beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى seraya menjauhi serta mengingkari berbagai jenis thaghut.

Thaghut-thaghut itu banyak sekali dan ada lima di antaranya yang merupakan thaghut utama alias pentolan thaghut:
  1. Syaitan yang selalu mengajak untuk beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى
  2. Pemerintah yang zalim yang merubah hukum-hukum Allah سبحانه و تعالى
  3. Orang yang memutuskan hukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah سبحانه و تعالى
  4. Orang yang mengklaim mengetahui hal yang Ghaib, padahal itu hak khusus Allah سبحانه و تعالى
  5. Segala sesuatu yang disembah selain Allah سبحانه و تعالى , sedangkan dia rela dengan penyembahan tersebut
Inilah lima pentolan thaghut. Setiap orang yang mengaku muslim wajib menjauhi dan mengingkari semua thaghut di atas. Jika tidak, berarti ia telah mengingkari ikrar keimanannya atau tauhid-nya. Dan sah-tidaknya iman seseorang bergantung kepada pengingkarannya kepada thaghut. Bila ia tidak mengingkari thaghut berarti imannya tidak sah.

Walaupun ia rajin sholat, puasa di bulan Ramadhan, bersedekah dan berbagai amal kebaikan lainnya, namun bila ia mendekat apalagi bekerjasama dengan thaghut, berarti apa yang ia kerjakan tidak mendapat penilaian di sisi Allah سبحانه و تعالى . Mengapa demikian?

Karena orang yang tidak sah imannya alias tidak sah tauhidnya, berarti ia telah syirik. Sebab lawannya tauhid adalah syirik, mempersekutukan Allah سبحانه و تعالى . Dan barangsiapa terlibat di dalam dosa syirik, semua kebaikan yang pernah ia lakukan di dunia akan terhapus dan tidak memperoleh penilaian apapun di sisi Allah سبحانه و تعالى . Wa na’udzubillaahi min dzaalika...!

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Sungguh, bila kamu berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar [39] : 65)

Maka Panglima thaghut yang keempat, yaitu “Orang yang mengklaim mengetahui hal yang ghaib, padahal itu hak khusus Allah سبحانه و تعالى ”.Inilah thaghut yang seringkali disebut “orang pinter” atau para dukun.

Mereka mengaku dan sebagian orang memperlakukannya sebagai orang yang mengetahui perkara yang ghaib, seperti misalnya mereka dianggap tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Atau mereka dapat meramal nasib seseorang. Atau mereka dapat menentukan siapa jodoh seseorang . Atau mereka bahkan dapat memberi tahu seseorang yang kecurian barang berharganya, dimana barang berharganya itu, siapa yang telah mengambilnya dan bagaimana cara mendapatkannya kembali.

Seringkali mereka juga dijuluki sebagai paranormal, tukang ramal, tukang tenung. orang sakti, ahli nujum, klenik atau ahli mistik. Celakanya, sebagian masyarakat terkadang menjuluki mereka dengan istilah para “wali”. Seolah jika seseorang mengaku-ngaku bahwa ia dapat menyampaikan berita-berita yang ghaib, maka ia serta merta dianggap sebagai seorang yang dekat dengan Alah سبحانه و تعالى sehingga layak disebut wali, dalam pengertian “wali Allah.”

Padahal Ibnu Taimiyah rahimahullah mangatakan bahwa di dalam Al-Qur’an ada dua jenis wali, yaitu Wali Allah سبحانه و تعالى dan Wali Syaitan...! Di dalam mukaddimah bukunya yang berjudul “Al-Furqon Baina Auliyaaur-Rahmaan Wa Auliyaausy-Syaithan”, Ibnu Taimiyah menulis:
“Dan diperbuatnya pula batas demarkasi antara wali-wali Allah dan musuh-musuh Allah. Maka barangsiapa yang mengaku bahwa Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah waliyullah, pastilah ia waliyur-Rahman sedangkan siapa saja yang bersaksi bahwa Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah musuh Allah, maka dia termasuk waliyusy-Syaithan, musuh Allah. Maka inilah garis pemisah wali Allah dan wali Syaithan.
Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى telah menjelaskan di dalam kitab Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah (Al-hadits), bahwa Allah mempunyai wali-wali yang terdiri daripada manusia dan jin. Demikian pula syaithan memiliki wali-wali pula. Oleh sebab itu selayaknya dimengerti garis pemisah wali-wali Allah dan wali-wali syaithan tersebut. (“Wali Allah Menurut Al-Qur’an” Ibnu Taimiyah; Penerbit Al-Ikhlas Surabaya, hlm. 14)
Dalil mengenai para wali Allah سبحانه و تعالى di antaranya sebagai berikut:
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُالْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus [10] : 62-64)

Sedangkan dalil mengenai wali syetan di antaranya sebagai berikut:

يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
(Ibrahim berkata), “Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari (Allah) Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi wali syetan". (QS. Maryam [19] : 45)

Justeru orang yang mengaku tahu perkara yang ghaib dialah wali syetan. Sebab seorang wali Allah سبحانه و تعالى adalah seorang manusia beriman yang konsisten menghambakan dirinya hanya kepada Allah سبحانه و تعالى semata dan menjauhi berbagai thaghut. Bagaimana mungkin seorang wali Allah سبحانه و تعالى sejati yang menjauhi berbagai thaghut, lalu malah rela menjadikan dirinya thaghut dengan meng-claim bahwa ia mengetahui perkara yang ghaib padahal tidak bersumber dari Allah سبحانه و تعالى maupun Rasulullah صلى الله عليه و سلم ? Sebab seorang mukmin yakin dengan firman Allah سبحانه و تعالى berikut ini:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا إِلا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ
“(Dialah Allah) Yang Maha Mengetahui (perkara) yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya.” (QS. Al-Jin [72] : 26-27)

Artinya, kalaupun ada fihak selain Allah سبحانه و تعالى yang berhak mengaku tahu perkara yang ghaib, maka dia adalah para rasul Allah yang diridhaiNya. Sedangkan semenjak diutusnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم limabelas abad yang lalu pintu keNabian dan keRasulan telah ditutup oleh Allah سبحانه و تعالى . Berarti siapapun dewasa ini yang mengaku tahu perkara yang ghaib, maka dia adalah seorang pendusta. Dia bukan seorang wali Allah سبحانه و تعالى . Malah dia lebih pantas disebut sebagai seorang wali syetan..!

Itulah sebabnya di dalam ajaran Islam segala pengetahuan mengenai perkara yang ghaib haruslah bersumber hanya dari Allah سبحانه و تعالى atau Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم . Atau berdasarkan ayat Al-Qur’an serta hadits shahih. Misalnya, jika seorang da’i berbicara mengenai alam kubur, tanda-tanda kiamat serta kehidupan di alam akhirat, maka ia hanya boleh menjelaskannya jika berdasarkan ayat Al-Qur’an dan hadits shahih.

Jika seorang ustadz berbicara mengenai hal-hal seperti itu namun tidak berlandaskan ayat atau hadits, berarti ia telah menempatkan dirinya sebagai salah satu pentolan thaghut. Dan orang yang membenarkan ucapan-ucapan ustadz seperti itu berarti ia telah mengimani thaghut. Dan mengimani thaghut berakibat kepada batalnya iman seseorang. Sebab ia telah melepaskan diri dari kalimat tauhid yang merupakan buhul tali yang amat kuat yang tidak akan pernah putus. Wa na’udzubillahi min dzaalika..! 

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا
“Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat (laa ilaaha illa Allah) yang tidak akan putus.” (QS. Al-Baqarah [2] : 257)

Di dalam sebuah hadits Rasulullah صلى الله عليه و سلم menyampaikan ancaman serius terhadap seorang muslim yang datang ke seorang dukun lalu membenarkan ramalannya:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, "Barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya maka ia telah kafir dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad صلى الله عليه و سلم ." (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah No. 631)

Bayangkan, ancamannya ialah dianggap sama dengan seorang yang telah kafir terhadap Al-Qur’an. Dan ini berarti ia terkena salah satu masalah nawaqidh al-iman (pembatal keislaman). Sama dengan dianggap telah murtad sesudah beriman. Na’udzubillahi min dzalika...!

Maka setiap muslim yang ingin menjadi seorang muwahhid (ahli tauhid) sejati sudah sepantasnya menjauhkan diri dari para thaghut jenis yang satu ini. Jangan hendaknya kita menjadi seperti kaum musyrik yang sangat berkeinginan kuat untuk mengetahui perkara-perkara yang ghaib. Bagi seorang muwahhid sejati setiap orang yang mengaku-ngaku mampu membeberkan perkara ghaib padahal tidak ada sumbernya dari Allah سبحانه و تعالى atau Rasulullah صلى الله عليه و سلم maka orang tersebut lebih pantas dipandang sebagai thaghut yang sepatutnya dijauhi. Jangan mendekat kepadanya. Apalagi membenarkan berbagai ocehan-ocehannya.

Di zaman penuh fitnah dewasa ini cukup banyak orang yang terjatuh menjadi murtad karena mendatangi para dukun/orang pinter/paranormal/ahli nujum seperti ini. Lalu mereka membenarkan apa-apa yang mereka ramalkan. Termasuk memenuhi segala syarat yang mereka minta apabila ingin masalahnya dipecahkan.

Betapapun tidak masuk akalnya syarat-syarat yang ditetapkan para dukun tersebut. Kadang terkait dengan keinginan untuk sembuh dari penyakit menahun. Terkadang terkait dengan pejabat yang ingin mendapat kepastian akan kelanggengan jabatannya. Terkadang terkait dengan kehilangan barang berharga miliknya yang dicuri orang. Terkadang terkait keinginan untuk merebut hati seorang yang ia cintai namun bertepuk sebelah tangan. Terkadang terkait supaya bisnisnya menjadi sukses dengan cepat. Terkadang terkait keinginan yang sudah lama untuk mempunyai keturunan.

Sebenarnya ketergantungan kepada thaghut paranormal seringkali disebabkan karena ketidak-sabaran masyarakat menghadapi kesulitan hidup. Disertai lagi dengan ketidakyakinan mereka akan ke-Maha Kuasa-an Allah سبحانه و تعالى . Mereka seringkali masih tetap berdoa dan memohon kepada Allah سبحانه و تعالى agar masalahnya diatasi, tetapi pada saat yang sama mereka juga datang kepada para dukun meminta penyelesaian masalah. Di sinilah letak masalahnya.

Mereka di satu sisi memang beribadah kepada Allah سبحانه و تعالى , namun di lain sisi mereka tidak rela menjauhi para thaghut. Padahal jelas-tegas para Rasul yang diutus Allah سبحانه و تعالى menyampaikan pesan abadi:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu,” (QS. An-Nahl [16] : 36)


Panglima Thaghut: (5) Yang Diibadati Selain Allah dan Dia Rela dengan Peribadatan Itu

Panglima thaghut yang kelima, yaitu “Orang yang diibadati selain Allah سبحانه و تعالى dan dia rela dengan peribadatan itu”.Thaghut jenis ini seringkali tampil dalam bentuk para pemuka agama. 
 
Mengapa pemuka agama bisa menjadi thaghut?
Karena mereka merupakan fihak yang seringkali mendapat pernghormatan dari masyarakat, jamaah, murid-murid, anak-buah, kader-kader di sekeliling dirinya. Jika menyikapi penghormatan tersebut mereka tidak sanggup menata hati dan fikirannya untuk tetap bersikap “tawadhu” (rendah hati), niscaya ia akan berkembang menjadi melampaui batas.

Akhirnya pemuka agama itu menjadi lupa diri, kemudian mengeluarkan pendapat atau fatwa yang tidak dilandasi oleh ayat Allah سبحانه و تعالى (Al-Qur’an) atau Hadits Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم. Seenaknya saja ia mengeluarkan pendapat pribadinya tanpa mengacu kepada Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya صلى الله عليه و سلم sebab ia sudah terlalu senang dan bangga akan sikap tsiqoh (kepercayaan) serta tho’ah (ketaatan) dari jamaahnya yang selalu memandangnya sebagai Kyai, Ajengan, Mursyid, Habib, Imam, Amir, Ustadz atau Qiyadah yang tidak pernah salah, selalu benar dalam ucapan maupun perbuatan. Jiwa kritis dari orang-orang di sekelilingnya menjadi mati.

Tradisi keilmuan diganti dengan pola indoktrinasi. Keharusan memahami diganti dengan sikap dogmatis dalam mempercayai dan mematuhi sang pemuka agama.

عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي عُنُقِي صَلِيبٌ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ يَا عَدِيُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ وَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ فِي سُورَةِ بَرَاءَةٌ { اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ } قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
Adi bin Hatim ra berkata, “Aku mendatangi Nabi صلى الله عليه و سلم dan di leherku ada salib emas, beliau bersabda, ‘Hai Adi, buanglah patung ini darimu.’

Dan aku mendengar beliau membaca dalam surat Al-Baraa`ah:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain Allah.” (QS At-Taubah [9] : 31) beliau bersabda, ‘Ingat, sesungguhnya mereka (kaum Yahudi dan Nasrani) tidak menyembah orang-orang alim dan rahib-rahib tersebut, tapi bila para pemuka agama itu menghalalkan sesuatu, mereka menghalalkannya dan bila mengharamkan sesuatu, mereka mengharamkannya’." (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi No. 3020)

Berdasarkan hadits di atas bila suatu kaum sedemikian mempercayai dan mentaati para pemuka agama sampai memberikan hak menetapkan halal dan haram kepada mereka, berarti itu merupakan suatu bentuk peribadatan. Para pemuka agama tersebut telah menjadi Rabb-Rabb selain Allah سبحانه و تعالى .

Tidak perlu umat itu bersujud atau menyembah di hadapan para pemuka agama, cukup dengan menghalalkan apa-apa yang mereka halalkan padahal Allah سبحانه و تعالى haramkan, atau mengharamkan apa-apa yang mereka haramkan padahal Allah سبحانه و تعالى halalkan, maka itu berarti para pemuka agama tersebut telah diibadati oleh umat, dan itu berarti pemuka agama tadi telah berubah menjadi thaghut..!

Hak menetapkan at-tahlil wat-tahrim (halal dan haram) merupakan hak khusus Allah سبحانه و تعالى . Sehingga Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:
الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: "Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas.” (Hadits Shahih Riwayat Al-Bukhari No. 50)

Para thaghut jenis ini seringkali mengeluarkan pendapat berdasarkan fikiran pribadi, tanpa menimbang bagaimana sebenarnya menurut Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya صلى الله عليه و سلم. Lalu karena tsiqoh dan taat dari jamaahnya sudah tertanam sedemikian rupa, akhirnya mereka tidak pernah dikritisi.

Bahkan jika ada di antara muridnya yang sedikit saja menunjukkan keingintahuan yang di atas rata-rata murid lainnya, lalu bertanya: “Ya Syaikh, atau pak Kyai, atau Pak Habib, kira-kira apa yang tadi dijelaskan bisa kita rujuk ke surah berapa ayat berapa di dalam Al-Qur’an? Atau di dalam hadits Nabi صلى الله عليه و سلم yang mana?”

Maka pertanyaan seperti ini seringkali tidak perlu dijawab oleh sang pemuka agama, sebab salah seorang muridnya akan segera menghardiknya dengan mengatakan: “Hai fulan, kurang ajar sekali kamu dengan Syaikh kita, atau pak Kyai, atau pak Habib...! Apakah kamu tidak tsiqoh dengan beliau? Kamu mesti percaya donk dengan apa yang dikatakannya...!

Sudahlah, kalaupun dijelaskan kamu juga tidak akan cukup ilmu untuk memahaminya. Taat sajalah...!” Maka di dalam majelis para pemuka agama yang telah menjadi thaghut ini biasanya atmosfir keilmuan sudah redup. Yang ada hanyalah doktrin dan dogma yang mesti dipatuhi. Jika tidak, maka si murid “nakal” tersebut akan dihukum bahkan akan dicabut pengakuannya sebagai murid majelis sang pemuka agama yang telah menjadi thaghut tersebut.

Oleh karenanya Allah سبحانه و تعالى mengkritik kaum Nasrani yang memperlakukan Nabiyullah Isa alahis-salam berlebihan sehingga diyakini sebagai tuhan atau anak tuhan. Allah سبحانه و تعالى berfirman:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah سبحانه و تعالى berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah سبحانه و تعالى ." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali-Imran [3] : 79)
 
Nabiyullah Isa alaihis-salam telah diberikan oleh Allah سبحانه و تعالى Al-Kitab Injil, hikmah dan kenabian. Tidak mungkin beliau kemudian malah menyuruh manusia untuk menyembah dirinya bukan menyembah Allah سبحانه و تعالى . Jadi, adalah satu tuduhan keji bila kaum Nasrani yang mengaku pengikut Nabi Isa alaihis-salam mengatakan bahwa Isa merupakan tuhan atau anak tuhan. Malah yang pantas dikatakan oleh seorang berstatus seorang Nabi dan telah memperoleh wahyu dari Allah سبحانه و تعالى ialah: "Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”

Artinya, seorang Nabi atau pemuka agama sejati adalah orang yang senantiasa menghidup-suburkan budaya belajar dan mengajar di dalam majelis yang dipimpinnya. Seorang pemuka agama sejati akan dengan senang hati menuntun dan membimbing murid-muridnya menjadi orang-orang yang cinta ilmu, gemar belajar dan senang mengajar. Sehingga tradisi bertanya bukanlah suatu aib atau bentuk kekurangajaran, tetapi tradisi bertanya merupakan bukti keberhasilan pemuka agama tersebut di dalam membentuk murid-muridnya menjadi Rabbaniyyiin.

Bila budaya bertanya segera diartikan sebagai suatu ketidak-tsiqohan dan ketidak-taatan murid kepada gurunya, berarti sangat besar kemungkinan sang Kyai, Ajengan, Mursyid, Habib, Imam, Amir, Ustadz atau Qiyadah yang memimpin majelis, jamaah, tarekat, perkumpulan, organisasi atau partai tersebut telah berkembang menjadi seorang thaghut. Wa na’udzu billaahi min dzaalika...!

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
”Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami tidak ketahui”. (HR. Ahmad No. 18781)*****